Habib Umar bin Muhammad bin Hud Al Atthas lahir sekitar
tahun 1890-an di Huraidhoh, Hadramaut, Yaman. Sejak muda beliau menimba ilmu
agama di Hadramaut. Sampai akhirnya beliau hijrah ke Jakarta pada tahun 1940-an
untuk menemui kedua orang tuanya, Habib Muhammad bin Hasan bin Ali bin Hud Al
Atthos yang telah terlebih dulu menetap di Kwitang.
Dalam perjalanan ke Betawi, beliau singgah di Kuala lumpur,
Singapura dan Brunei untuk menggelar dakwah yang dihadiri ratusan jama'ah. Baru
pada awal 1950-an beliau tiba di Jakarta, dan tinggal di Pasar Minggu, kemudian
ia pindah lagi dan selanjutnya menetap di Batu Ampar. Di kediaman yang baru
ini, beliau berdakwah dengan pendekatan persuasif. Penduduk mengenalnya sebagai
ulama yang berpenampilan sejuk dengan karomah yang luar biasa.
Berikut 4 Karomah luar biasa Habib Umar Al Atthos atau Habib Umar Condet :
1. Mentaubatkan Ahli Judi
Ini terjadi ketika beliau diminta membantu orang yang gemar
membeli undian. Tapi anehnya dengan tenang dan baik, Habib Umar melayaninya.
"Habib Umar, saya minta nomor undian." Kata lelaki
itu tanpa sungkan.
"Aku akan berikan engkau nomor undian, dengan syarat
jika engkau menang undian segeralah bawa uang itu kepadaku." Jawab Habib
Umar.
Beberapa hari kemudian lelaki itu datang lagi. "Habib,
saya berhasil menang undian. Ini uangnya." Katanya berseri-seri.
Dengan tenang Habib Umar minta muridnya mengambil sebuah
baskom, lalu katanya, "Perhatikan apa yang aku perbuat." Lalu beliau
menggenggam uang segepok itu dan memerahnya di atas baskom. Aneh! Dari genggaman
tangan Habib Umar mengucurkan darah segar, mengalir memenuhi baskom.
"Lihatlah, apa yang telah engkau dapatkan dari undian itu." Katanya.
Lelaki itu kaget, dan akhirnya bertaubat.
2. Dikunjungi Nabi Khidir ‘Alaihissalam
Pada suatu hari, ketika Habib Umar tengah menggelar taklim
di masjid, masuklah seorang lelaki berwajah putih bersih. "Wahai Habib
Umar, bolehkah aku meminta nasi kebuli?" tanya lelaki itu.
Permintaan aneh itu tentu saja membuat terkejut seluruh
jama'ah. Namun, dengan tersenyum Habib Umar berkata bijak, "Pergilah ke
belakang, dan bersantaplah." Maka lelaki itu pun segera pergi ke dapur.
Tak lama kemudian taklim itu pun usai, dan Habib Umar
bersama para jama'ah menyusul ke dapur. Mereka melihat lelaki itu tengah
menyantap nasi kebuli dengan sangat lahap.
"Siapakah dia? “ tanya salah seorang jama’ah. "Dia
tamu kita, dia adalah Nabi Khidir ‘Alaihissalam." Jawab Habib Umar.
Tidak semua Ulama besar mendapat kesempatan dikunjungi Nabi Khidir AS. Dan kunjungan Nabi Khidir AS itu menunjukkan betapa Habib Umar sangat alim dan shaleh.
3. Air Obat Mujarab
Pada suatu hari datanglah seorang lelaki membawa air agar
didoakan sebagai obat. Tapi baru saja ia mengetuk pintu, Habib Umar sudah
menyuruhnya pulang. Tentu ia bersikeras dan bertahan menunggu di depan pintu.
Akhirnya Habib Umar keluar. Katanya, "Pulanglah, air yang engkau bawa itu
sudah bisa menyembuhkan."
"Tapi, Bib..." Kata Lelaki itu. "Pulanglah.
Bukankah engkau sudah ditunggu oleh keluargamu?" jawab Habib Umar.
Mendengar jawaban Habib Umar yang begitu santun dan lembut,
orang itu sungkan juga. Akhirnya dengan keyakinan yang kuat ia pulang membawa
air dalam botol tersebut, dan menuangkannya ke dalam gelas untuk diminum oleh
keluarganya yang sakit.
Ajaib! Tak lama kemudian keluarga yang sakit tersebut sembuh. Setelah sembuh, mereka bertamu ke rumah Habib Umar untuk bersilaturahim.
4. Memadamkan Kebakaran Hanya Dengan Kain Sorban
Suatu hari, beberapa tahun silam, sebuah rumah di pemukiman
padat Batu Ampar, Condet, Jakarta Timur terbakar hebat. Api berkobar
menghanguskan apa saja. Masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa, karena sumber
air jauh. Sementara petugas Dinas Pemadam Kebakaran tak kunjung datang.
Tiba-tiba, di antara kerumunan penduduk, menyeruaklah seorang lelaki berserban
dan memegang tasbih. Dengan gagah berani ia maju ke arah rumah yang terbakar
itu sambil mengibas-ngibaskan serbannya.
Ajaib! Dalam waktu sekejap, api yang berkobar hebat itu
padam. Setelah itu, ia pergi begitu saja. Dan ternyata seorang lelaki itu
adalah Habib Umar Al Atthos.
Subhanalloh, menurut beberapa Habib yang kenal dekat dengan
Habib Umar, karomah yang dimilikinya itu berkat keikhlasan dalam merawat
ibundanya selama 40 tahun dengan tekun, ikhlas dan sabar. Beliau merawat sang
ibu hingga akhir hayatnya.
Habib Ismail bin Yahya, seorang pengurus Naqobatul Ashrof,
adalah satu lembaga penyensus para Habaib, juga menyatakan, karomah tersebut
berkat keikhlasan Habib Umar merawat ibundanya. Bahkan karena lebih
mementingkan merawat sang Ibu, suatu saat Habib Umar tidak sempat menghadiri
pengajian-pengajian di luar rumah, termasuk masjid Riyadh, Kwitang, yang
digelar Habib Ali bin 'Abdurrohman Al Habsyi Kwitang.
Ulama besar yang dikenal sangat sederhana dan tawadu' ini
wafat pada tahun 1999 dalam usia 108 tahun. Meninggalkan tiga putra : Habib
Husein, Habib Muhammad dan Habib Salim. Selama hidupnya, almarhum selalu
menekankan pentingnya mencintai dan meneladani Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi
Wasallam. Sebagai ulama yang shaleh, seperti halnya habaib yang lain, beliau
juga suka menggelar Maulid. Dalam maulid enam tahun lalu, sebelum wafat Habib
Umar memotong 1600 ekor kambing untuk menjamu puluhan ribu Jama'ah.
Habib Umar dimakamkan di komplek pemakaman Al Hawi, Condet,
Jakarta Timur. Upacara pemakamannya kala itu dihadiri puluhan ribu jama'ah.
Bahkan begitu banyaknya jama'ah yang ingin menshalatkan jenazahnya. Shalat
jenazah dilakukan sampai tiga kali dengan tiga orang Imam.
Demikian sekilas tentang Habib Umar bin Muhammad bin Hud Al
Atthos atau Habib Umar Condet dan Karomah-karomahnya yang luar biasa. Karomah-karomah
tadi hanya beberapa dari banyaknya karomah beliau. Tentu yang paling utama dari
karomah-karomah beliau adalah keistiqomahan beliau dalam kebaikan dan menapaki
jalan salafnya hingga datuknya. Seperti pepatah arab dan dawuh banyak Guru :
“Istiqamah lebih utama dari seribu karomah, dan tumbuhnya karomah dengan menjaga Istiqamah”.
(FY)
Post a Comment for "Kisah 4 Karomah Luar Biasa Habib Umar Condet"